Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

One Piece chapter 822 - Menuruni gajah

Alur cerita One Piece chapter 822 versi teks bahasa Indonesia

Gambar cover One Piece chapter 822 adalah kelanjutan cerita kecil tentang laki-laki seharga 500 juta belly volume empat belas dengan judul ''Kepulauan shabondy - Kemarahan para manager''. Dari dek dunia, cerita kecil kali ini tentang poster buronan Soul King (SK) Brook yang telah sampai di tangan para mantan manager SK Brook di kepulauan shabondy. Mereka sangat marah melihat poster tersebut. Ketua manager merobak koran, asisten manager 1 memukul meja hingga patah dan asisten manager 2 tampak marah dengan menggenggam botol sake. Sementara itu, dua wanita yang ada disitu pun ketakutan.

Suasana ruangan sangat tegang karena kemarahan para manager terhadap Brook yang keluar dari dunia musik. Bagi mereka Brook merupakan mesin uang yang telah menjadikan mereka kaya raya. Awal mereka bertemu dengan Brook adalah ketika Brook diterbangkan oleh Bhartolomew Kuma dari Shabondy ke pulau Namakura, tepatnya di tanah miskin Herahettania sebelum time skip 2 tahun. Brook jatuh di perapian saat warga Herahettania sedang melakukan sebuah ritual pemanggilan setan supaya bisa balas dendam terhadap suku tangan panjang. Suku tangan panjang tersebut adalah para manager yang mengantarkan Brook menjadi artis musisi terkenal.

Yups, silahkan disimak kelanjutan cerita petualangan Luffy dkk di One Piece chapter 822. Selamat membaca.

Cover one piece 822

Penulis artikel : versiteks.com


"Yosh! Harusnya ini sudah cukup!" ucap chopper sambil mengusap keringat di wajahnya. Ia baru saja melakukan suatu pekerjaan yang cukup berat. Bukan cukup berat lagi sih, tapi memang sangat berat, yaitu bersama dengan para Suku Minks memerban kaki Zunisha yang diserang oleh Jack.

Ya, kaki gajah raksasa itu diperban.

"Ilmu medis dari Kerajaan Sakura dan Pharmacology Kerajaan Torino, luar biasa!!" ucap dokter Suku Minks. "Berkat ini, pendarahannya sudah berhenti sepenuhnya.."

"Ehehe.." Chopper tersipu, "Yah, di hutan juga ada banyak sekali tanaman yang bisa dimanfaatkan..."

"Dokter Chopper, kau memang yang terbaik!!" seru Suku Minks lainnya yang juga ikut membantu. Mereka turun ke kaki itu menggunakan perahu-perahu yang diikatkan dengan tali di atas Zou.

"J-Jangan pikir aku akan tersipu kalau kalian puji begitu, bodoh!!" ucap Chopper, sambil tersipu.
"Ehehehe..."

"Tapi kalau kupikir-pikir lagi, mengganti perbannya lagi pasti akan jadi pekerjaan yang sulit.." ucap Chopper.

"Biar kami yang mengurusnya!" ucap dokter Suku Minks.
"Ya! Serahkan saja pada kami!!" seru Minks lainnya.

"Selama ratusan tahun, Zunisha telah menjadi tanah bagi kami untuk hidup!" ucap dokter Suku Minks. "Karena aku sudah berada di sini bahkan sejak aku lahir, aku berpikir kalau berada di sini merupakan berkah. Tapi hari ini aku sadar, sebagai negeri kami hanya menumpang di atas mahkluk yang luar biasa ini. Suatu hari ini, hal ini akan berakhir. Sekarang kami sadar bahwa Zunisha memiliki kemampuan untuk mendengar dan mengerti apa yang kita katakan, aku jadi ingin menanyakan sesuatu padanya..."

"Selama ribuan tahun, kau terus berjalan..." dokter Suku Minks bertanya, "Ke mana sebenarnya tujuanmu?"

Tentu saja, Zunisha tak menjawab. Tak sembarang orang bisa bicara dengannya.

Di kota Claw, Mokumo Dukedom, Momonosuke membuat keputusan yang cukup membuat kaget Kinemon dan yang lainnya.

"Tetap tinggal!?"
"Anda mau tetap tinggal di Zou!?"

"Ya." ucap Momonosuke tegas.

"Memangnya untuk apa Anda tetap tinggal di sini?" tanya Kinemon.

"Aku tak yakin kenapa, rapi aku merasa kalau aku harus bicara dengannya!" jawab Momo. "Bicara dengan Zunisha, mahkluk yang telah hidup selama seribu tahun! Aku ingin bertanya kenapa hanya suaraku yang bisa mencapainya! Dan aku harus mengetahui lebih banyak tentang Klan Kouzuki!"

"Begitu ya... Tapi sayang sekali, ada banyak orang yang menunggu kembalinya kita ke Wano..."

"Itu bukan masalah, Kinemon.." ucap Inuarashi. "Aku sadar aku harus terus melindungi Zou dari ancama Kaidou, paling tidak untuk beberapa waktu ini. Kita tak bisa terburu-buru pergi ke Wano sekaligus, kalau seperti itu kita pasti akan ketahuan. Untuk itu, aku akan berada di sini sementara waktu, kemudian mengantar Tuan Momonosuke nanti.."

"Baiklah, aku mengerti. Kalau begitu sudah diputuskan." ucap Kinemon. "Kita akan membagi empat tim.."

Tim Kinemon yang pergi ke Wano: Kinemon, Zoro, Law.
Tim Inuarashi yang tetap di Zou: Inuarashi, Sicilian, Momonosuke.
Tim Nekomamushi yang mencari Marco: Nekomamushi.
Tim Luffy yang pergi ke Whole Cake Island: Luffy, Pekoms.

NB: Nama-nama itu cuma inti-intinya saja, misalnya di Tim Kinemon, Robin juga ikut dengan mereka, tapi yang ditulis cuma tiga, soalnya kalau ditulis semua bisa-bisa panel komiknya penuh cuma untuk ngebahas nama-nama :p

"Akan tetapi," ucap Kinemon, "Aku tak tahu bagaimana cara untuk menjaga supaya kelompok yang terpisah ini tetap bisa saling berkomunikasi. Kudengar di luar Wano, kalian menggunakan semacam keong untuk berkomunikasi..."

"Ah, Den Den Mushi ya..." ucap Inuarashi, "Sayang sekali kami juga tak terlalu biasa menggunakannya."

"Kalau tak salah di hutan ada beberapa yang liar.." ucap Robin, maksudnya ada keong-keong Den Den Mushi liar.

"Kalau memang kita butuh, perlu aku buatkan? Tidak terlalu sulit kok.." ucap Franky.
"Eh?"

Di Hutan Paus, di sisi luar kediaman Guardian...

"Aaaaaghhhh!!!!!!!!" Luffy menjerit dengan mata melotot, "Rumahnya Pekomamushi hancur!!!!"

"Apa kau baik-baik saja!? Jawab aku!!" Luffy menerobos masuk reruntuhan rumah tempat Pekoms harusnya beristirahat.

"Aku di sini, tak perlu buru-buru..." ucap Pekoms, yang berlindung di balik cangkang kura-kuranya.

"Kura-kura!?" Luffy kaget.

"Hah..." Pekoms pun keluar dari cangkangnya itu. "Di sini sulit sekali ya mencari waktu untuk sendiri, gaooh!!" ucap Pekoms.

"Kau..." Luffy bertanya, "Kau itu aslinya Kura-kuramamushi ya?"

"Sigh, makin ke sini namaku makin dibuat ngawur saja.." Pekoms menarik napas lalu berteriak, "Aku adalah pemakan Kame Kame no Mi!! Cangkangku sama kuatnya dengan berlian!!"

"Ah... Chopper bilang dia akan merawatmu.." ucap Luffy.
"Begitu ya... Hiks, tidak ada komentar sama sekali tentang cangkang berlianku..." Pekoms kecewa, "Tapi aku benar-benar berterima kasih, kalian terus saja merawatku.."

"Yosh!! Sekarang ayo pergi menuju Big Mom!!!" Luffy langsung mengikat tubuh Pekoms di punggungnya, lalu membawanya pergi.

"T-Tunggu sebentar!! Dasar gila, aku baru saja sadar!! Kenapa buru-buru begini!? Kau memang penyelamat terburuk yang pernah ada!!"

Distrik Kediaman Guardian...

Pedro melompat turun dari atas ranting pohon kemudian berlutut di hadapan Nekomamushi, "Master!!"

"Hm? Pedro..."

"Sandi adalah penyelamat negeri ini, tapi ia malah diculik di sini! Meskipun aku mengerti bahwa tim penyelamatan membutuhkan jumlah yang kecil, tapi tak ada satu pun selain Pekoms suku Minks yang ada di dalamnya. Kukira ini sesuatu yang tidak sopan..."

"Jadi kau mau bilang kalau kau juga mau ikut?"
"Ya!"

"Berhenti mendahului kami, Pedro!!" ucap Sicilian, yang datang bersama dua Musketeer Inuarashi lainnya. "Tugas untuk mengawal penyelamatan Sanji, biar kami saja, Tiga Musketeer Inuarashi yang mengembannya!!"

"Tahu diri sedikit, Sicilian! Orang yang suka ribut sepertimu adalah yang paling tidak cocok untuk tugas seperti ini!"

"Siapa yang kau sebut orang yang suka ribut, bodoh!?"

"Izinkan aku untuk pergi juga!! Aku sudah bersama dengan mereka sejak mereka sampai di sini!!"
"Wanda!?"

"Sebagai asisten Dokter Chopper, aku juga mau ikut!!"
"Tristan!?"

"Hei, kami sempat berkelahi dengan Luffy, jadi kami juga mau ikut!!"
"BB!? Rody!?"

"Nami terus tidur di perutku, jadi aku juga harus ikut!!"
"Memang itu apa hubungannya!? Pak Yomo!?"

"Aku ingin terus menjilat si tulang!!"
"Aku juga!!"
"Aku!!" seru para Minks Anjing.

"Aku sadar maksud kalian, jadi diamlah Klan Anjing!!"

"Aku mengerti niat kalian semua, tapi aku akan menyerahkan hal ini pada Pedro." ucap Nekomamushi.

"Tapi, Master..."

"Pekoms bersama dengan mereka, dan hanya kau yang bisa membuatnya bersama kita.."
"Ah..."

Di sisi lain tempat itu, tampak Usopp yang memberi Nami sebuah Nami senjata baru. Tongkat yang ukurannya sekitar tiga centi dengan ujung tumpul mirip... Yah, mirip pegangan pintu yang bulat.

"Aku membuatnya menggunakan kemampuan tumbuh Pop Green, serta permukaan yang diperhalus dengan bantuan Franky, Senjata Terhebat Abad..."

"Jadi aku hanya perlu meremasnya begini kan?"
"Hei, dengarkan penjelasanku sampai selesai!!"

Nami meremasnya kemudian whus...
memanjang.

"Gyaaa!!!" Suku Minks sampai melompat-lompat karena tongkatnya jadi begitu panjang dan hampir saja menabrak mereka.

"Uum, Usopp, apa tidak kepanjangan?" tanya Nami.

"Yah, kalau kau tak mendengarkan penjelasanku sampai habis, bisa-bisa jadi terlalu panjang! Butuh waktu sampai kau terbiasa menggunakannya. Dengan menerapkan kekuatan tekanan yang berbeda, kau bisa mengatur panjangnya. Inilah Clima Tact yang baru! Lalu mengenai tongkat-tongkat cuaca yang kau berikan padaku, aku berhasil memasag hampir semuanya di dalam sana, kecuali..."

"Magic wand yang kau bilang waktu di Sabaody... Aku benar-benar tak kepikiran bagaimana..."

"Waaa ternyata mudah dipegang dan diputar-putar!!" Nami sudah mengetesnya, menggunakan tongkat itu untuk menciptaka badai petir yang menyambar-nyambar suku Minks. "Kau memang yang terbaik, Usopp!!"

"Gyaaaahhh!!!" Suku Minks tersambar.

"M-Monster macam apa yang telah kuciptakan?" ucap Usopp.

"N-Ninjutsu yang sangat hebat!!" ucap Raizou saat melihat aksi Nami.

"Bagus sekali..." ucap Nami sambil tersenyum, "benar-benar gabungan dari ilmu cuaca Weatheria, Clima Tact yang selama ini kuimpikan!! Terima kasih, Usopp!!"

"Haha, sudah-duah, tak perlu sungkan.... " ucap Usopp, "Lalu sekarang mengenai biaya material yang kugunakan..."

"Mirage Tempo!!" Nami langsung menggunakan kemampuannya untuk menghilang.

Di gerbang utama Zou, tampak tim Luffy yang sudah berkumpul. Luffy yang menggendong makanan dalam jumlah besar, ditambah Pekoms, lalu Brooks, Nami, Chopper, dan juga Pedro...

"Jadi totalnya enam orang ya? Senang bertemu denganmu, Peropero!" ucap Luffy.
"Namaku Pedro, dan aku jamin aku tak akan menghalangi jalanmu.."

"Nami, hati-hati ya!" sebagai salam perpisahan, Wanda memeluk dan menjilati pipi Nami.
"Terima kasih, Wanda! Aku akan berhati-hati, kau juga ya!"

"K-kenapa kau juga ikut, Saudara Pedro?" tanya Pekoms.
"Aku juga harus ikut, sebagai seseorang yang sangat familiar dengan watakmu..."
"Apa maksudnya itu hah!? Gaooh!!"

"Dengar..." sebelum pergi Zoro berkata pada Luffy dan yang lainnya, "Ingat kalau saat ini kita membicarakan tentang dia. Sebagaimana yang kita tahu, bisa saja dia malah bersenang-senang dan bahagia dengan pernikahannya..."

"Aku bahkan tak bisa berpura-pura kalau itu tidak mungkin.." ucap Usopp.

"Tenang saja! Apa pun yang terjadi, biarlah terjadi!!" ucap Luffy.

"Baiklah kalau begitu, Luffy-dono! Kami akan menunggu kedatanganmu di Wano!" ucap Kinemon.
"Hati-hatilah, Luffy!" ucap Beppo.

Semuanya mengantar kepergian Luffy, Sebagian lain Topi Jerami, Bajak Laut Heart, para samurai, Suku Minks, pandaman...

"Aku akan membangun senjata untuk berususan dengan Kaidou!" ucap Franky.
"Kalau butuh sesuatu bilang saja!!"

"Aku akan mengumpulkan samurai Wano untukmu.." ucap Zoro.

"Izinkan aku untuk mengantarmu menuruni gajah.." ucap Kanjuurou, bersiap dengan kuasnya.
"Terima kasih, tapi tidak usah, Kanjuurou.."

Luffy memanjangkan tangannya, kemudian memeluk erat-erat lima rekannya dan...
Whusss!!!

Luffy melompat terjun dari Zou, "Serahkan soal Sanji pada kami!!!"
"Uwaaaaaaaaa!!!!" orang-orang menjerit kaget.

"Sampai jumpa di Wano!!!" teriak Luffy sambil tersenyum. Satu satunya yang tersenyum di antara enam anggota tim penyelamat itu. Sisanya memasang ekspresi setengah mati.

"Usahakan untuk menghindari Big Mom sebisa mungkin!!" teriak Usopp, "Ingat dia itu Yonkou!!"

"Aku paham!! Sampai jumpa semuanya!!!" Luffy terus meluncur.

Dan begitulah, Tim Penyelamat Sanji pun memulai perjalanan mereka untuk menuju Whole Cake Island, di mana Yonkou Big Mom, yang sempat ditantang oleh Luffy menunggu.

Sementara itu di sisi lain Grand Line...
Alabasta, Negeri Pasir...

"Ayo ayah, cepat!!"
"Tunggu sebentar, Vivi!! Hari ini kau semangat sekali ya..."

"Ufufu..." Vivi tersenyum, "Ayo pergi!! Sudah lama sekali semenjak aku berada di laut!!"

Vivi bergerak, dunia pun bergerak. Apa tujuan Vivi berlayar di lautan lagi? Apakah karena mendapat undangan pesta pernikahan Sanji oleh keluarga Vinsmoke? Atau hanya ingin menemui kru mugiwara di dunia baru? Kita nantikan cerita selanjutnya di One Piece chapter 823.

Chapter 822 END

My Partner Blog : Gemza, Versi teks, Mangaku
Situs download : Web Informasi

Silahkan di bookmark blog ini untuk mendapatkan postingan update tentang One Piece dan bantulah admin dengan men-share artikel ini kepada teman-teman Anda. Terima kasih.


Baca online One piece chapter 822
Download One piece chapter 822


Baca juga chapter One Piece yang lain disini

Post a Comment for "One Piece chapter 822 - Menuruni gajah"