Naruto Gaiden chapter 708 bahasa Indonesia : Yang Asli
Penulis artikel : Admin
Kesedihan yang tercermin di matanya. Sedih dan marah bercampur menjadi satu saat mengetahui hasil analisa DNA adalah SESUAI. Air mata membasahi pipinya yang mungil.
HUFF HUFF
Sarada teringat akan kata-kata Naruto dulu.
"Sasuke tidak pakai kacamata. Tapi kau tetap mirip dia"
"Terutama di bagian mata..."
"Aku yakin pasti akan semakin mirip setelah kau punya Sharingan"
Sarada menyangkal.
"Aku benar-benar tidak mau terlihat mirip dengannya di saat seperti ini" kata Sarada
"Lalu, apa yang ingin kau lakukan?" tanya Naruto
"Ini tak ada kaitannya denganmu, Nanadaime"
"Aku akan melanjutkan petualanganku sendirian"
"Mungkin aku takkan kembali ke Konohagakure"
"Terima kasih atas segalanya"
Sarada hendak pergi. Namun...
GRAB
Naruto memegang tangan Sarada dan menghentikkan langkahnya.
"Apa" teriak Sarada yang emosi.
Naruto memperhatikan gadis kecil keturunan klan Uchiha itu.
"Maaf, tapi aku baru dengar ini belum lama tadi"
"Tapi, kalau kau bilang ini tak ada kaitannya denganku, aku tak bisa membiarkan itu"
"Kau sudah dengar, berarti kau juga mengerti"
"Yang sebenarnya memang tak ada kaitannya denganmu"
Naruto tersenyum lalu berkata
"Seperti yang selalu kukatakan pada Boruto"
"Bagi seorang Hokage, seluruh desa adalah keluarga"
"Generasi sebelumnya, seperti Sandaime sering bilang begitu" lanjut Naruto sambil membayangkan wajah kakek tua Hokage ketiga, Sarutobi
"Lalu kenapa? Itu cuma pura-pura saja"
"Ayah tak pernah pulang ke desa. Dia bahkan sampai tidak mengenali wajah putrinya sendiri"
"Ibu sudah berbohong padaku selama ini"
"Dan terlebih lagi..."
"KAMI BAHKAN TIDAK PUNYA IKATAN DARAH"
"Aku hanya baru mengerti bahwa sebenarnya aku tak punya keluarga sungguhan"
"Dan juga... kau bukanlah aku, Nanadaime. Kebenarannya sudah jelas, kan?"
"Dan jangan mengira-ngira perasaanku"
"Kau... Kau bukanlah keluargaku" lanjut Sarada sambil berusaha melepaskan tangannya dari naruto dan bersiap untuk pergi.
Naruto tidak membiarkan gadis kecil Uchiha itu pergi begitu saja dan terus memegang tangannya. Naruto menceritakan masa lalunya saat masih kecil.
Naruto kecil yang terasingkan dan dikucilkan dari penduduk desa sebab ada monster di dalam tubuhnya. Scene menceritakan tentang Naruto kecil. Naruto kecil duduk sendirian di ayunan karena hanya dia yang gagal menjalani ujian. Sementara itu, tidak jauh darinya kerumunan murid-murid dan wali murid bergembira karena kelulusan ujian.
"Gagal" kata Iruka
Lalu Naruto diajak berbincang-bincang oleh Mizuki di suatu balkon rumah.
"Iruka-sensei adalah orang yang serius" kata Mizuki
"Kedua orang tuaku sudah mati.Jadi aku harus melakukan semuanya sendirian"
"Sehingga aku ingin tahu. Kenapa harus selalu aku" balas Naruto kecil
"Aku tak merasa kalau kami ini mirip"
"Tapi dia ingin kau jadi sekuat yang kau bisa"
"Kau harus mencoba mengerti apa alasan Iruka-sensei. Terutama karena kau tidak punya orang tua"
Alur berlanjut ke sebuah hutan dimana Mizuki memanfaatkan Naruto untuk mencuri gulungan dari kakek tua Hokage dengan dalih agar Naruto bisa lulus ujian. Selengkapnya silahkan baca disini.
"Hentikan!!!" teriak Iruka
"Dengan kata lain, kau yang telah membunuh orang tua Iruka" terang Mizuki
"Kau adalah Kyuubi yang menghancurkan desa"
"Hokage yang sangat kau banggakan itu telah menyegelnya ke dalam tubuhmu"
"Selama ini kau sudah dipermainkan oleh desa ini"
"Sekarang bukan monster rubah lagi"
"Yang ada sekarang di desa Konoha adalah..."
"Uzumaki Naruto"
Naruto kecil menangis terharu mendengar kata-kata Iruka. Setelah Mizuki dikalahkan oleh jurus seribu bayangan Naruto, Iruka memberikan ikat pelindung kepala berlambang Konoha sebagai tanda kelulusan.
"Selamat atas kelulusanmu"
Alur berlanjut ke pertarungan saat di lembah akhir. Dimana Sasuke hendak pergi ke tempat Orochimaru untuk mendapatkan kekuatan agar bisa mengalahkan kakaknya, Itachi Uchiha.
"Sejak awal kau adalah penyendiri" kata Sasuke
"Kau tahu apa tentang aku, hah?"
"Ya, mungkin aku tidak tahu apapun tentang orang tua atau saudara kandung" balas Naruto
"Tapi saat aku bersama Iruka-sensei, aku bisa membayangkan seperti apa rasanya..."
"Rasanya aku seperti mendapatkan seorang ayah"
"Mungkin memang seperti itulah rasanya"
"Saat aku bersamamu, Rasanya aku seperti mendapatkan seorang saudara"
"Bagiku... Inilah yang kusebut ikatan"
Scene beralih ke masa sekarang.
"Bagimu, ikatanmu dengan ayah ibumu bukankah juga seperti itu?" tanya Naruto
"Hubungan tidak harus tercipta dari ikatan darah, bukan?"
"Ada yang lebih kuat dari itu"
"Sudahlah! Sebenarnya apa yang ingin kau katakan?" teriak Sarada
"PERASAAN. Itulah yang kau BUTUHKAN" jawab Naruto
"Itu saja. Sekali lagi... Coba pastikan itu sendiri"
Sarada menundukkan wajahnya.
Sarada membayangkan Sarada sedang dipegangi oleh ayah dan ibunya seperti anak kecil yang sedang belajar berjalan. Flashback ke masa kecil Sarada.
"Hey... Mana ayahku?"
"Dia pergi menjalankan tugas penting. Kalau sudah selesai, dia akan pulang"
Alur berjalan ke saat Sarada sakit dan kepalanya dikompres. Sarada membuka mata dan mendapati Sakura yang tertidur di dekatnya karena lelah merawatnya. Skip alur dan berlanjut disebuah dapur.
"Hey Ibu..."
"Kapan ayah akan pulang?" tanya Sarada
"Misinya sangat sulit. Jadi mungkin agak lama lagi" jawab Sakura yang sedang mencuci piring.
"Apa dia tidak peduli padamu?"
"Huh? Tentu saja peduli"
"Lalu kenapa dia tidak pulang menengok kita?"
Sakura kemudian berjongkok di depan sarada.
"Sarada..."
"Kau dan aku sangatlah penting bagi ayah. Itulah kenapa dia belum bisa pulang"
"Saat ini mungkin kau belum mengerti. Tapi, suatu hari nanti kau pasti akan mengerti"
Sarada diam dengan ekspresi wajah sedih. Sakura segera memeluk sarada.
"Jangan erat-erat ibu"
"M... Maaf"
"Tadi... Wajahmu..."
"Manis sekali sampai aku ingin memelukmu" Sakura berkilah.
Begitulah sifat alami ibu yang menyayangi anaknya. Selalu berusaha membahagiakan anaknya.
"Ibu pernah mencium ayah?" tiba-tiba Sarada bertanya hal pribadi yang membuat Sakura terkejut sekaligus malu untuk menjawabnya.
"Huh?"
Sakura tampak bingung untuk menjawab pertanyaan Sarada. Sakura berpikir sejenak kata-kata apa yang pantas untuk menjawab pertanyaan itu.
"Hehehehe" Sakura tertawa malu
Dari tertawanya Sakura, justru membuat Sarada semakin penasaran.
"Apa? ada apa, ibu?"
"Ibu cuma... baru teringat sesuatu yang lebih bagus dari itu"
"Ibu jorok" sahut Sarada yang berpersepsi lain.
"Eh? Bu-Bukan begitu"
"Lalu... Apa yang lebih bagus dari ciuman?" tanya Sarada bersemangat
TUK
Sakura menempalkan jarinya ke dahi Sarada, khas seperti yang sering dilakukan Itachi kepada adiknya, Sasuke. serta kata-kata Sakura pun mirip dengan Itachi. Sarada bingung akan hal tersebut.
"Ibu beritahu lain kali saja, ya."
"Kok, tiba-tiba bilang gitu?"
"Kau bakal mengerti saat ketemu dengan ayah nanti" jawab Sakura sambil tersenyum
Alur skip berlanjut di sekolah. Sarada membuka kotak bekal makanannya. Sambil menguyah makanannya, Sarada memegangi dahinya yang tadi disentuh Sakura dan terngiang saat Sakura menyentuh dahinya di dapur. Apa yang dilakukan Sarada persis seperti yang dilakukan Sasuke saat kecil bersama Itachi.
Kembali ke masa sekarang. Sarada menangis mengenang masa kecilnya bersama Sakura yang penuh perhatian dan kasih sayang. Rupanya nasehat Naruto manjur juga.
"Ibu..." kata Sarada sambil menangis dan memegang dahinya.
Naruto terharu melihat Sarada.
Hiks Hiks Hiks Hiks
"Sepertinya aku memang... Harus menolong ibu" lanjut Sarada dan mengusap air matanya.
"Begitu" sahut Naruto
"Tapi... Bagaimana caranya... Biar aku bisa membuat semuanya kembali normal?"
Grab
Naruto memegang kedua tangan Sarada.
"Asli ataupun palsu, semua itu bukan masalah"
"Kalau kau memang merasa ingin menolongnya"
"Maka, itulah perasaanmu yang asli"
"Jadi, ayo pergi selamatkan ibumu"
Sarada mengubah mata sharingannya ke mata biasa. Perasaan Sarada kini lebih baik dari sebelumnya.
"Iya" jawab Sarada
Sarada dan Naruto bergegas keluar menyusul Sasuke dan yang lainnya. Begitu sampai di luar...
"Kalian ini darimana saja?" tanya Sasuke agak kesal
"Pasti tersesat kan? Tempat ini memang rumit sih" kata Suigetsu
"Ada yang perlu kubicarakan denganmu setelah ini" kata Naruto
"Soal apa?" tanya Sasuke
"Nanti saja"
"Pertama, kita tolong Sakura-chan dulu"
"Mungkin saja dia sudah mati, lho" timpal Orochimaru
"Istriku bukanlah wanita lemah"
"Malah mungkin, saat kita tiba di sana nanti, dia sudah membereskan semuanya"
Terlihat kedua mata Sasuke. Mata kanan sharingan dan mata kiri rinnegan.
"Aku tahu lokasinya dimana. Jadi semuanya ikuti aku"
"Akhirnya, kekuatan mataku kembali"
WURRR WURRR WURRR
Kedua mata Sasuke berputar dan berubah. Mata kanan sekarang mengekyou sharingan dan mata kiri rinne-sharingan.
"Jadi... Barusan kekuatan matamu melemah?"
"Yang lebih jelas dong"
"Aku mencari lokasi mereka melalui dimensi Kaguya"
"Pencarian di dalam sana, memakan banyak cakra"
CRACKLE CRACKLE
Pundak Sasuke mengeluarkan cakra dan...
DONGGG
Muncullah Susano'o.
"Tidak... Kau tidak berhak menggerutu padaku"
"Memangnya pertempuran yang tadi itu apa? Jangan bikin anak-anak ini kecewa, dong"
"Sial. Aku tidak mau diberi tahu olehmu. Apalagi soal bikin anak-anak kecewa" Naruto menyolot
"Sarada... Ayahmu ini sebenarnya siapa?"
"Mungkin memang bukan dia yang terkuat. Tapi, dia jelas sangat mengagumkan"
Sarada dan Chouchou takjub melihat Susano'o Sasuke.
Scene berpindah di markas Shin. Sebuah jantung tergeletak di sebuah nampan operasi.
"Tujuanku adalah..." kata Shin gundul
"Untuk menghabisi orang-orang pecinta damai sepertimu beserta siapapun yang mencoba menghalangi jalanku"
"Dan kau adalah salah satu dari mereka"
KRETEK KRETEK KRETEK
Sakura menyiapkan tinjunya.
"Pfft...Memangnya kau ini siapa? seenaknya saja mau cari tahu soal suamiku" kata Sakura dengan wajah serius dan ingin menghabisi mereka
"Aku ini cuma mengulur waktu dengan berpura-pura mendengarkan ceritamu... Mengerti?"
Tinju sang istri yang sedang kesal akan segera dilepaskan. Emosi Sakura telah memuncak. Jangan remehkan Sakura. Biar bagaimana pun, Sakura adalah murid Tsunade salah satu trio Sannin legendaris. Apakah cuma dengan Sakura saja sudah cukup untuk menghabisi komplotan anggota Akatsuki baru? Kita nantikan kisah selanjutannya di Naruto Gaiden chapter 709
Chapter 708/END
My Partner Blog : Web Informasi
Silahkan di bookmark blog ini untuk mendapatkan postingan update tentang Naruto Gaiden dan bantulah admin dengan men-share artikel ini kepada teman-teman Anda. Terima kasih.
baca online Naruto chapter 708
download Naruto chapter 708
Baca juga chapter Naruto yang lain disini
Post a Comment for "Naruto Gaiden chapter 708 bahasa Indonesia : Yang Asli"
Berikan komentar dan masukan anda agar kedepan bisa menjadi lebih baik. Thanks